Jumat, 20 Juli 2012

Jum'at pagi ini

Sepertinya itu adalah saya yang sedang bingung mencari alamat Cirengit tempat futsal di Garut raya, itu tempat futsal yang tengah Husni, Udin dan teman-temannya bermain bola. Bola kaki tepatnya.

Setelah beberapa menit saya mencari tempat tersebut akhirnya saya jumpai juga tempat tersebut, sebuah daerah yang bisa ditempuh dengan 10 menit berkendara motor dari Rancabango.

Mereka tengah asyik bermain bola dengan kaki dan badannya, tawa ringan kerap kali terdengar merdu di malam Jum’at yang dingin ini, Garut sepertinya tak menampakkan banyak bintang malam ini, ternyata Zaki telah pulang dari kampusnya di Malaysia, Zaki itu adiknya Husni, adik kesayangannya. Sepertinya begitu.

Malam ini mereka sepertinya tengah asyik bermain bola dan saya pun tak dihiraukannya, saya hanya mendengar suara merdu di telinga saya, seorang yang mungkin jika pada waktunya akan menjadi cita-cita saya untuk hidup saya yang singkat.

Ternyata ada Fikri tengah bermain bola, saya sendirian sangat kaget untuk beberapa bulan tidak bertemu penampilannya berbeda jauh sekali dari sebelum ia menikahi istrinya, ia berubah beberapa kilo lebih banyak, dan futsal sepertinya sangat cocok untuk jadwalnya sebagai seorang suami.

“Ka pesantren heula atuh?” ujarku
“Hampura ke we deui, aya urusan heula,” ujar Fikri
“Wah nyaan teu bisa di pending heula ieu teh?” tanyaku singkat
“Biasa malem Jumaah, nyunahan heula,” jawabnya singkat
“Aiihhh, heureuyna make status KTP euy ayeuna mah,” timpalku

Obrolan yang singkat diakhiri oleh tawa riang dari banyak orang,  ternyata Fikri menjadi seorang petani hari-hari ini, semoga lancar saja, diselingi oleh bermusik sepertinya, soalnya ia meminta beberapa referensi band yang saya tahu, semisal Bloc Party dan Pale saint, Mogwai dll, semoga saja bermanfaat.

Dan adalah saya yang tengah mengendarai motor menuju Rancabango, Udin telah pulang mendahului sepertinya sama akan melaksanakan tugasnya di malam Jumat ini.

Gerbang pesantren telah tertutup malam ini, dan mi hangat sangat nyaman untuk dimakan malam ini, sepertinya itu pun diamini Husni, begitu pula Zaki.

Malam ini Husni hanya main poker onlen saja, sepertinya ia tengah keranjingan main permainan itu, bermain kartu dengan entah siapa,
“Judi etamah ning, ni?” tanyaku
“Kartu,” ujarnya
“Aslinya ni,” timpalku
“Judi mah teu perlu modal, nupasti mah kawani na,” ujarnya

Entah sampai jam berapa ia bermain game, yang pasti ketika saya terbangun subuh sudah datang, begitu pun para jemaah telah hadir di mesjid, jumlahnya pun seperti halnya saya dulu ketika pertama kali datang, jumaha yang akan saya kenang, ketika shubuh itu lima shaf, dan itu sangat keren, karena shubuh di tempatku itu paling banyak dua shaf.

Pagi ini sepertinya cerah, tak banyak awan putih yang menemani langit Garut, dan sepertinya hangatnya air sempat terlintas, namun ada janji yang harus saya tepati di Bandung hari ini. Saya harus pulang.


*diketik sembari senggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar