Kamis, 06 Desember 2012

Bermain ke Cibiru, PJMTD tahun ini


Adalah saya yang sudah beres menjahit pesanan orang, menjahit memang kadang kala menyenangkan tapi kadang juga kurang menyenangkan karena harus berpacu dengan melodi, eh kok ada Kris Biantoro dalam tulisan ini, waktu maksudnya, ditambah lagi jika terjadi kecelakaan seperti tertusuk jarumnya jari tengah di tangan kiri, dan itu rupanya terjadi di Jumat sore yang basah, karena langit banyak sekali mencurahkan kasih sayangnya sedari habis Jumat hingga sore hari habis.

Tidak penting rupanya paragraf awal itu, seperti info BMKG saja dan mungkin penting atau tidak penting itu tetap penting atau tidak bagi yang punya kepentingan, dan apalah tulisan jika hanya ditulis saja dan hanya menjadi tulisan saja tanpa ada maknanya.

Sabtu ini sudah hujan rupanya, ya maksud saya sedari siang hujan sudah datang dan saya sedang menunggu kapan saya siap untuk berangkat dengan menggunakan motor adik saya yang suprafit tahun jebot itu, saya menggunakannya menuju Cibiru, tempat yang mungkin sakral bagi sebagian orang, sakral karena mungkin cinta pertamanya berlabuh di sana atau mungkin cintanya juga kandas di sana, gelar sarja pertamanya, kenagan indah dan hal lainnya ada di sana dan di sana ada Suaka tempat saya dulu tinggal dan kerap menidurinya ketika malam tiba.

Saya telah siap dengan hadiah kecil untuk Suaka sore ini, dengan uang secukupnya dan keberanian yang biasa saja saya jalankan motor saya, rupanya itu tetap membuat saya deg-degan karena memang begitulah hidup harus deg-degan karena jika berhenti maka sebaiknya fasih mengulang lafadz talkin sebelumnya.

Dan setelah magrib langit terlihat muram, tak tampak bintang kecil yang selalu saya nyanyikan ketika kecil dan bulan tampak buram karena kabut datang ternyata sore ini dan sepertinya ada kerinduan tersendiri karena selain saya ada juga yang mau belajar menulis di Suaka, belajar untuk menjadi manusia yang lebih berguna untuk memaknai sebuah tulisan, belajar untuk tahu bagaimana bersikap seperti kebanyakan orang hasil didikan Suaka.

Be bob a lula sedang dinyanyikan Andy Tielmans pagi ini, sepertinya Senin pagi yang indah untuk menulis, dan sepertinya begitu, pagi yang indah dengan beat rockabilly yang kental dengan suara yang khas, dan sebelumnya saya juga sering mendengarnya di sekretariat Suaka yang dulu, sembari mengetik atau menggambar saya sering mendengarnya, ingat lagu ini seperti ingat dengan pagi yang cerah di kampus dulu.

Jalanan tak terlalu macet sedari saya berangkat tadi, dan rencananya saya akan mengantarkan pesanan celana Yoga yang sedari tadi sudah menunggu di angkringan, dan Lulu juga pesan hal yang sama, dan kabar indah dari Galah datang juga, rupanya hatinya telah tertambat di seorang dara asal kotanya, dan sembari menunggu saya lupa membeli jajanan di angkringkan karena lupa saya malu dan saya sebaiknya segera menuju tempat PJMTD, sebuah acara rutin yang khas dengan teks dan linguistik.

Bagi saya PJMTD adalah awal dari kesesatan, ya membuat saya tersesat dengan teks dan tulisan-tulisan, bacaan-bacaan dan tersesat dalam alur yang membuat saya tahu bahwa hidup itu indah jika menikmatinya dengan biasa saja, seperti kata Alloh dalam tulisannya yang direpro ulang oleh banyak percetakan, “dan apalagi yang akan kau dustakan,” dan sepertinya tak ada yang harus saya sembunyikan untuk tetap bersyukur tersesat dalam kebaikan.

Charis dan Nasrul sudah menunggu di depan saya, acara sudah berlangsung dan saya akhirnya datang juga, sepertinya acara sudah mulai malam ini membuat lapar dan akhirnya makan juga setelah seharian lupa makan, Ivan dan Nasrul temani saya makan.

Sepertinya karena perjalanan malam membuat saya masuk angin dan pusing sekali malam itu, tapi obat dari Iqmah berhasil mengusir pusing dari pikiran saya, dan yang lain tengah sibuk dengan kesibukannya.

Semua orang sudah punya tugasnya masing-masing, dan semua punya kesempatan yang sama untuk jadi yang terbaik, terbaik yang bisa ia berikan untuk kesempatan hidupnya, dan malam ini disudahi dengan istirahat, kebanyakan media buatan peserta PJMTD itu seperti PJMTD sebelumnya penuh dengan  tulisan tagan, tempelan, angan-angan dan itu seperti semoa orang yang telah ikut PJMTD di Suaka.

Dan Minggu saya jelang, tadinya mau pulang saja, karena ada tamu yang akan menuju rumah namun sepertinya sore saja, dan ini adalah acara pencarian berita, jika jaman dulu saya mencarinya sendiri, dimulai dari malam hari hingga pagi-pagi harus beres, sungguh menguras tenaga dan pikiran, tapi ada kebanggaan tersendiri ketika media yang saya pegang itu bisa saya katakan, “ Ini buatan saya,” dan mungkin tak sebaik media lainnya tapi itu adalah sebuah kebanggaan yang bisa saya banggakan selain kebanggaan lainnya tentunya.

Pasar tumpah tampak ramai pagi ini, Asep yang sedari pagi telah menjajakan ikan yang dipesannya dari Sukabumi, dengan bangga, “Ieu mah diamond,” ujarnya sembari memperlihatkan sebuah ikan kuning bergaris hitam di sirip atasnya, ia menjajakan banyak varia ikan dimulai dari ukuran kecil hingga ukuran yang besar, seperti Plontosan yang mirip Louhan namun berbeda dari badannya dan tampak mukanya berbeda juga, tapi bagi saya semua ikan sama, hidupnya di air.

Asep hanya menjual ikan air tawar, dengan harga yang bervariasi dari belasan ribu hingga yang ratusan ribu, dari 2004 ia telah mulai berdagang, berbeda dengan Asep, Yadi seorang warga Cibiru berjualan kumang yang ia gambari dengan banyak jenis gambar, mulai gari doraemon hingga shoun the sheap hadir dalam kumang jajakannya, ia menjual bersama rumah-rumahan dari bahan spon yang ia beli dari Cirebon, “Meni rajin,” ujarku, “Mun teu rajin mah moal hirup atuh,” jawabnya singkat.

Dan senin siang ini juga peserta PJMTD akan sama seperti saya dulu, mereka akan menyerahkan hasil kerja kerasnya untuk beberapa jam ke belakang, dan selamat menikmati prosesnya saja.

Saya kira setelah hari penyerahan media itu adalah titik yang kritis untuk menjadi anggota Suaka, karena mulai dari sini perjalanan tak akan sama lagi, semula berkelompok kini akan menjadi individual, dan biasanya penyusutan calon anggota akan dimulai dari sini, tapi saya yakin yang terbaik akan menjadi anggota suaka.


#diketik sembari senggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar