Kamis, 06 Desember 2012

Akad itu meneteskan air mata

Banyuresmi telah kami tapaki pagi ini, meski terlambat namun sepertinya ini adalah yang paling tidak ngaret dibanding kegiatan-kegiatan sejenis sebelumnya.

Mobil-mobil telah terparkir di jalanan pagi ini, beberapa orang telah siap, hingga akhirnya mereka pergi juga.

Adam serba hitam pagi ini, pakaiannya maksud saya, Ma Hindun berungu ria pagi ini. Dan rombongan tengah riuh untuk hari bersejarah untuk saudaranya, dari bayi hingga tua renta tersedia, dari mobil Dolak hingga mobil APV juga ada.

Andi telah hadir pagi ini, dan rombongan kami sudah siap dengan beberapa orang yang telah pulang terlebih dahulu, ada kesibukan yang harus mereka jalani.

Saya dan Rivan ternyata tak dapat tempat duduk dan harus menunggu mobil selanjutnya, mobil yang mengantarkan saya terbangun di jalanan Margawati, sebuah daerah atas dataran lainnya, dataran yang kerap kali menjadi tempat banyaknya orang beternak dan bertani, dataran yang menjadi tempat berakadnya Adam Nur Alam, seorang teman yang saya kenal dari pesantren saya dulu.

Berarak kami berjalan menanjak, dari mulai prolog hingga acara yang bertajuk kebudayaan telah terjadi, begitu juga tetesan air mata seorang teman juga hadir di akadnya, wajahnya memerah, hingga siang ini langit cerah sekali, semoga harimu juga cerah.

Saya masih ingat hukum akumulasi yang sifatnya biner, saya harap hidupmu juga demikian biner dengan hasil yang positif meskipun variabelnya kamu tak tahu, saya harap itu proses akumulasi yang menyenangkan untukmu.

Saya masih ingat dengan hukum pasar yang ada dalam Das Kapital, saya harap kamu tidak seperti itu, saya harap semoga kamu tahu jikalau hukum pasar itu adalah kehendakmu bukan kehendak variabel luar pasar yang sifatnya negatif dan positif, begitu juga untukmu dalam ekonomi. Karena kamu imamnya.

Saya masih ingat penjelasan pertama dari arti ekonomi, ekonomi pada dasarnya sebuah ilmu tentang mengelola rumah tangga, ekos itu rumah tangga, dan nomos itu adalah ilmu terapan, dan saya harap kamu tahu kalau ekonomi itu adalah prosesmu untuk rumah tanggamu. Sebuah proses yang mencapai ekuilibrium yang menjadikanmu konstanta semua nilai yang berlaku.

Saya masih ingat jika bersatunya sebuah jalinan silaturahmi itu akan memperbanyak rizki, saya harap kamu sadari itu karena dua keluarga besar telah terjalin silaturahminya. Saya harap kamu sadar itu jika nanti rizkimu bertambah, kamu bisa bersyukur.

Saya masih ingat perkataanmu di malam hari ketika saya berkunjung ke Jatinagor, “Hirupmah lain ku teori,” ujarmu pelan tapi singkat. Saya harap kamu sadar itu juga setiap saat, karena beragam teori bukanlah penentu untuk hidupmu kelak, hidup untuk keluargamu, sebuah hidup yang indah. Aamiin!
Jikalau kamu tahu apa itu massa, sebuah ukuran untuk berat, saya harap kamu tahu, setiap temanmu berharap yang terbaik untukmu, untuk semua ukuran yang ada, untuk semua konstanta, untuk semua masa lalu yang indah, dan untuk semua masa depan yang cerah. Aamiin!

Saya sadar tak tahu artinya doa Rasulllah untuk anaknya ketika mereka dinikahkan, namun saya berharap lebih dari itu, karena kata-kata tak cukup menjelaskan saya dan teman-teman bersuka atas akadmu, sebuah janji untuk masa depanmu yang akan segera kau jelang.

Saya sadar jikalau ini hanyalah beberapa kata-kata yang tertulis saja, dan saya harap kamu tahu jika kami berharap yang terbaik bagimu kelak. Aamiin!


#diketik untuk Adam sembari senggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar