Kamis, 06 Desember 2012

Mei Nanti saja

Saya suka sekali dengan Mei, bukan keren hari buruh saya selalu bikin tulisan tentang buruh, atau pun ada beberapa teman saya yang kebetulan menikah di bulan itu, bukan karena Agus Rahman yang dipanggil Ringgo ngomong mei be yes mei be not, bukan pula karena hari besar kaum sosialis seperi sosialisnya saya ini.

Saya suka sekali bulan Mei, jika bolah saya anggap itu adalah Januari di kalender masehi dan Syawal di kalender hijriah, dan sebuah awal dari perjalanan, entahlah, saya suka sekali bulan itu.

Biasanya Mei itu tidak banyak hujannya, begitu juga tidak anyak terlalu panasnya, maksudnya panas udaranya gitu. adapun enak sekali bicaranya "Mei!" dan itu mungkin menurut saya saja.

Dan entah mengapa saya ingin punya kegiatan besar di bulan Mei nanti, punya toko yang real, punya pacar yang sebelumnya saya tanya kedua orang tuanya, boleh ga saya jadi calon menantunya, punya kendaraan baru ataupun punya tanah lagi, buat rumah saya, punya rumah mungkin itu lebih keren, punya hapalan yang banyak untuk ayat-ayat yang sering saya lewati untuk diingat kembali, sepertinya membacanya saja tak cukup, punya koleksi buku yang lengkap, oh Ihya Ullumuddin kapan kamu lengkapnya? punya hal-hal yang istimewa, punya hal yang bisa saya syukuri, tapi itu cuma rencananya saja, entah esok masih ada nafasnya atau tidak, entahlah minimalnya saja saya sudah ada rencana besar yang saya ingin bikin, jikapun tak Mei esok, esoknya lagi mungkin masih ada Mei lainnya, itu juga klo ga kiamat, hehe.

ini cuma iseng aja soalnya saya selalu ingat Mei saya beberapa tahun ini asa kelabu gitu, saya rencanain Mei esok mungkin lebih ceria, seperti kata Yuni Shara, September ceria, dan ini kata saya Mei nanti lebih ceria dari Septembernya yuni, dan itu Mei nanti saja.


#ditulis sembari senggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar