Rabu, 30 Mei 2012

Terbilang

Jikalau ini rayuan maka anggaplah demikian dan jika pun ini hanya sekedar iseng mengisi waktu luang maka anggaplah demikan dan jika pun kau tahu ini kebohongan, aku ingin kau tahu bahwa kebohongan ini tak bisa mengalahkan katalisnya padamu.

Sering sekali aku dapati rasio sebagai bandingan kamu dan orang lain, rasio sebagai pengingat sejarah bahwa aku sangat suka kamu luar dan dalamnya, tentang kamu yang tak pernah berlebihan untuk hal yang kamu ketahui, apa adanya kamu begitu pun kurangnya kamu ketika sadar dan tak sadarnya aku.

Aku tahu rasio perbandingan aku untukmu belum aku ketahui hingga sekarang, hanya hitungan kalkulasi yang mungkin sekali aku pahami kemungkinannya, kamu untukku nantinya.

Rasio yang mungkin sebagai bandingan kesempatan aku mendapatkanmu untuk selanjutnya aku pinang didepan orang tuamu, orang yang sudah tua yang mungkin sekali jadi orang tuaku juga nantinya. Kamu mungkin belum sadar atau tahu betapa seriusnya aku untuk kamu, ataupun kamu bagi aku.

Aku tahu rasio ini hanya diskusi-diskusi nonformal yang selanjutnya hanya jadi katalis panasnya rasaku untukmu, katalis yang membuat semua perhitungan buyar untuk sesaat, hingga kata-kata lainnya akan menjadi sebagian hidup kita. Kata yang akan aku ingat setelahnya.

Kau tahu beberapa waktu lalu, aku sempat hitung berapa percakapan yang telah kita buat, atau pun setiap kronik percakapan yang aku buat untuk mengenang bahwa aku pernah berbicara denganmu, untuk mengingat sejarah, sejarah yang kosong dan isinya kita berdua.

Namun rasio untuk menulis tersebut saya hapus menjadi biner, bahkan menjadi tak hingga ketika kau bilang hal tesebut  tak kau sukai.

Jikalau kau tahu, rasio untukmu hampir tak terbilang bagiku, mulai hitungan biner hingga tunggal penjumlahnnya tetap sama, begitupun keinginanku kau menjadi sama dengan di hidupku.

Bagimu yang tak terbilang, sempat aku cari cara bagaimana hitungannya tetap sama dengan kamu, bagaimana menghitung penjumahan, bgaimana menghitung pengurangan, perkalian, bagi kurung, faktor, hingga bagaimana mencari koma untuk selanjutnya kamu menjadi titik dalam batasan bilangan.

Kau tahu mengapa aku sangat berhati-hati untuk menjumlahkan kamu dengan aku, harap kamu tahu saja, aku ingin kamu menjadi sama dengan dalam semua cara penghitungan rasio dalam kehidupanku.



*diketik sembari senggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar