Rabu, 30 Mei 2012

Beberapa hari kebelakang

Adalah saya yang sedang mendengarkan lagu GIGI malam ini, judulnya Andai, mungkin ada yang tahu kenapa judulnya seperti itu, lagu yang indah untuk tahu mengapa jarak begitu penting untuk tahu yang hak dan yang bukan.

Kenapa masih ingat saja beberapa hari lalu.

Saya masih cape untuk mulai menjahit lagi, tapi sepertinya itu tidak berlaku, karena delapan pasang tangan tertinggal di Cigondewah dan segera harus saya ambil untuk dipasangkan dengan potongan kaos untuk badan,dan sepertinya hari Kamis yang panjang untuk menjahit 134 kaos pesanan Andi temanku, entah mengapa kenapa pesanannya terkesan Kun Fayakun gitu, cepat banget harus jadinya.

Alhasil baru jam 10 malam semuanya beres, dan rencananya aku akan antarkan jam itu juga, namun sepertinya istirahat itu lebih baik, sepertinya rencana selanjutnya adalah tidur, tapi ternyata tidur berefek enak sekali, walaupun bangun sedikit kesiangan.

Andi telah beberapa kali menelepon, dan hasilnya janjian di Tol Buah Batu, dengan lumayan lama menunggu, akhirnya beres juga itu orderan, walaupun tak puas dengan hasilnya, tapi begitulah jika pesannya main gila2an.

Dan saya ingin jumaahan di SUAKA, sekalian ada janji sama Yoga dan Hamdan, motor saya melaju pelan di Jum’at yang cerah, langit Bandung kala itu dominan biru, begitu pun ban motor saya yang gundul semakin gundul saja hari itu, sepertinya harus saya ganti secepatnya.

Kompleks UKM yang ada di dua saudara telah saya datangi, terlihat monitor SUAKA lebih jadul dari angkatan saya telah dipajang cantik di sana, ternyata yang oldies2 lebih bisa bertahan daripada yang baru, entah perawatannya atau manusianya yang memakainya tidak merawatnya atau ya memang sudah waktunya monitor tersebut rusak, dan itu seperti yang tersurat di forum FB yang beberapa hari lalu saya baca.

Entah mengapa penghargaan atas benda di Sekre SUAKA kurang, ya terlihat dari banyaknya calacah yang terserak di karpet, begitu pun dengan kasur peninggalan Wicak, makin absurd saja, entah mengapa juga buku yang sekian banyaknya jarang kembali, dan mungkin alasannya paling praktis adalah fokus menulis, tapi apa benar?

Ya semoga saja SUAKA lebih baik lagi, toh saya kira itu lebih baik dan terasa dinamikanya oleh para anggotanya, begitu pun dengan produk, mereka lebih bisa menyajikan berita dengan baik, saya sangat salut untuk hal tersebut.

Hari itu ketika saya pulang membayar hutang saya ke Iqmah, saya bertemu Aad di SUAKA, ia mungkin habis kuliah, soalnya a tadi berpapasan dengan Santi  yang jaketnya hijau, ketika kami bertiga duduk2 depan rektor, semacam yang berdemo mungkin, namun ini tujuannya lebih ekonomis. Bayar hutang.

Selanjutnya adalah shalat Jumat, materinya sangat keren, tentang profesionalisme dan timbal balik manusia dengan manusia dan semuanya dalam bahasa agama yang keren, banyak hikmah dari sana, dan entah mengapa saya tak mengantuk hari itu.

Ternyata Aad pulang duluan setelah Jum’atan, begitu pun saya berjalan sendirian, tulisan, Tanrise GO TO HELL sempat saya baca di dinding proyek samping mesjid, ternyata kapitalis baru telah datang, dan bersiap-siap memberikan efek mekanis terhadap manusia setempat.

Aad telah duduk manis di sekre SUAKA, monitor tak hidup juga, sepertinya mengobrolkan desain untuk baju SUAKA dengan Hamdan hari ini tidak bisa berjalan lancar, dan agenda selanjutnya ialah menemui Yoga, mahasiswa Aqidah Filsafat jurusan MAHAPEKA ini ternyata belum sampai di bawah pohon rindang yang kami sepakati,  ada Riza Fahlepi sedang duduk di warung dan mengobrol dengan temannya, saya hanya makan ayam bakar disertai nasi saja, segelas teh sebagai penutupnya, begitu pun yoga akhirnya datang juga.

Sepertinya harus segera pulang, karena makin siang saja hari ini, dan akhirnya sempat juga ngobrol sama Hamdan hari ini, sepertinya ia sedang sibuk dengan dirinya sendiri, banyak urusan mungkin?

Saya menuju parkiran motor saya berada, ternyata makin kacau saja kampus ini, bangunan boleh bagus, tapi sekeliling bangunan adalah reruntuhan yang entah  kapan akan jadi apa, semoga saja lebih baik lagi.
Jalan Soekarno Hatta pun aku lalui, dengan senang hati.


#diketik dengan senang hati
# ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar