Senin, 25 April 2011

Tetanggal 5 juni tahun ini

Siang ini langit sungguh indah dengan awan putih yang bersandar mesra dengan latar biru yang menenangkan, namun jika kau tahu di kampusku ini sedang ada kegiatan, dalam rangka refleksi hari lingkungan hidup sepertinya dan itu diselenggarakan oleh MAHAPEKA, namun dari penuturan Amet temanku, tak perlulah aku perjelas ia anak jurnalistik semester 6 sama sepertiku, dari penuturan yang ia paparkan,sebenarnya hari lingkungan hidup itu agendanya tanggal 5 ini, namun karena hari itu hari Sabtu sehingga akan sepi acara sehingga dilaksanakan hari Kamis ini, “Menyongsong,” ujarnya singkat, namun karena aku telah mangikutinya dari pertengahan, maksudnya aku telat mengikuti cara tersebut sehingga yang aku ikuti itu mulai dari pemaparan Baba Icon, seorang dosen di kampusku ini uin, tentunya dengan huruf kapital.

Dalam pemaparannya Baba Icon memaparkan bahwa fungsi lembaga agama terhadap lingkungan kurang mempunyai efek yang signifikan, “MUI hanya memberikan fatwa yang tidak mempunyai makna lebih, sehingga terkesan kurang signifikan,” ketika negara lain bikin fatwa atau sebuah hukum maka berbondong-bondong mereka membuat hal serupa namun semuanya tidak pada substansi yang sebenarnya, kebanyakan lebih mengarah pada keakhiratan, bukan sifatnya yang duniawi, sehingga hasilnya lebih pada hal-hal fiqih bukan pada ibadah, “Buang sampah sembarangan bukan kategori dosa,” padahal ketika mengatakan kebersihan itu sebagian dari pada iman dan ketika kebersihan sudah tak terjaga maka masih adakah imannya jelasnya.

Selanjutnya Baba Icon mewacanakan untuk melakukan gerakan hukuman sosial bagi yang tidak mengindahkan kebersihan, “Klo perlu ada dosen atau mahasiswa buang sampah sembarangan, carekan ku sararea,” ujarnya. Ia memandang bahwa sangsi secara sosial lebih tertera dari pada sangsi yang sifatnya personal.

Terlebih lagi dengan adanya modernitas dan urbanisasi yang cenderung merusak lingkungan lebih membuat manusia tak peduli terhadap tuhannya, “Tuhan tak peduli pada anda, karena anda tak peduli tuhan, dan dunia itu urusan anda bukan urusan tuhan, tuhan udah ngasih peringatan, tetep we ga peduli,” ujarnya.

Lain lagi dengan pemaparan dari kang Dedi, seorang aktifis dari WALHI, kata Amet mah ia itu adik semesternya, “Semester dua jurusaan Jurnalistik” ujarnya, ia menanggapi pada pertanyaan teknologi terhadap pengolahan sampah, “Tak ada teknologi yang lebih sempurna dari pada alam,” ujarnya. Lebih lanjut ia memaparkan bahawa semuanya akan kembali pada tempat awalnya seperti sampah basah maka hanya alam yang dapat berperan, seperti itu juga jika berawal dari pabrik maka ia harus kembali ke pabrik lagi. Plastik.

Ada ungkapan yang menarik sekali dari baba Icon, “Susah sekali melakukan kebaikan dan gampang sekali melakukan keburukan,” membuat sebuah cerminan dari dari manusia apakah lebih modern, tradisional ataukan primitif bahkan jika lebih sakit lagi adalah kategori hewan, namun bagi kita manusia apakah peradaban itu lebih baik bagi kita dan lingkungan apakah hasil peradaban hanya jadi pelengkap kerusakan di muka bumi. Semoga lingkungan kita menjadi lebih baik lagi dengan perilaku yang baik lagi tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar