Senin, 23 Januari 2012

Bikin! Jangan Cuma diem aja

Bagaimana sih klo mau buat buletin atau mading? Sering kali pertanyaan itu terlontar dan terus saja tak mencari jawabannya, klo menurut saya sayang sekali, karena menulis adalah sebuah upaya untuk membuat peradaban masa depan lebih baik.

  1. Menulislah!

Klo kata Al-quran mah “bacalah!” terlihat sangat sederhana, namun apa yang harus dilakukan setelah membacanya, hanya dipendam saja, diingat-ingat, dan mungkin diberitahukan ke orang lain aku ini telah membacanya, saya kira itu jadi rancu, ketika suatu penafsiran atas ilmu hadir hanya dengan dibaca tanpa adanya pendokumentasian yang baik.

Sering kali orang pusing untuk menulis apa yang harus ia tulis, saran saya, tulislah apa yang ada dipikiranmu, jangan pedulikan dulu semua aturannya karena untuk menjadi penulis tak perlu menjadi seorang editor. Setelah kamu tulis, baru kamu periksa lagi, ingat jangan dulu mengedit tulisan saat kau mengetiknya atau menulisnya, biarlah proses menulis mengalir dahulu, sekira kamu rasa tanda titik ( . ) telah mengisi akhir paragraf tulisanmu maka mulailah kau edit lagi bagiannya.

  1. Awali dari yang kecil

Ibarat membuat rumah, tak semuanya terdiri dari dinding kayu, ataupun puluhan bata dan beratus sak semen, tapi tak lupa ada beberapa barang yang kecil namun berarti lebih. Paku, ia lebih menjadi vital ketika membuat yang besar.

Untuk membuat sebuah karya, buatlah dengan sedikit-sedkit, tak usah terburu-buru karena proses itu lebih vital daripada hasilnya.

Sekadar pembanding saja, yaitu update-an status dari Fb ataupun twitter yang kadang-kadang mendapat ratusan komentar dan beragam apresiasi, secara tak sadar menulis status adalah hal-hal yang kecil namun akhirnya akan baik juga karena di situ silaturahmi berjalan beriringan, membuat sebuah proses yang indah.

Tulis saja yang kamu pikirkan, apa yang teman kamu pikirkan, apa yang pacar kamu pikirkan, apa yang ustad kamu pikirkan, ataupun pikiran siapa sajalah yang menurut kamu itu menarik untuk kamu tulis. Dan ingat jangan pedulikan dulu komentar orang. Karena kamu lebih baik karena bisa berkarya, sedang mereka hanya komentar saja. Jadilah orang keren dengan berkarya!

  1. Tulis dulu, hasilnya kemudian

Saya sendiri sebenarnya jarang sekali menulis hal yang sangat urgen, ataupun sesuatu yang sifatnya fenomenal, namun lebih kepada hal-hal yang saya kategorikan menarik.

Dulu saya suka buat cerpen yang ga nyambung banget, misalnya perselingkuhan kentang dan ubi jalar, yang menghasilkan ubi garnet oven hangat sebagai hasil dari perselingkuhannya. Terkesan sungguh absurd sekali tulisan semasa SMU dulu, namun itu baru saya ketahui setelah banyak sekali tulisan saya buat, sehingga saya tulis dulu saja, setelah itu baru membuat untuk judulnya, ataupun membuat judul sesuai tema, dan menulis apa yang saya pikirkan, serius! gampang sekali tinggal kau hinggapkan jarimu ke tuts keyboard dengan pikiran yang terus mengawang dan tangan yang bekerja.

Yang penting pede dulu aja deh, kau tulis yang kau pikirkan, tentang hari ini, tentang sebuah perkara, tentang sebuah perbandingan suatu masalah ataupun masalah yang kau punyai.

  1. Jadikan karya nyata

Sering kali saya temukan teman yang suka buat tulisan namun tulisannya itu tak masuk majalah ataupun koran setempat, saran saya kirimkan ceritamu seperti apapun karyamu, nah jikalau tak dimuat-muat juga, mending bikin karya sendiri.

Mading

Mading atau lebih dikenal sebagai majalah dinding, ialah suatu media cetak yang tertempel di dinding ataupun sebuah area yang sengaja disediakan untuk diisi dengan karya-karya jurnalistik yang akan menjadi fenomena di masa depan.

Pertama-tama, tentu saja sediakan dulu madingnya lah, masa mau buat mading ga ada madingnya, buatlah dengan warna menarik dan tata letak yang apik, dan kamu sukai, sehingga akan lebih menarik dari jauh juga sehingga, klo orang liat dari jauh, mereka akan komen, “apaan tuh bagus banget,” kan enak klo karya kita ada komen begitu. Jadi sediakan madingnya lebih dahulu.

Setelah pertama, yaitu orangnya lah, karena untuk membuat mading harus ada orang yang buatnya, sehingga bertanggung jawab dari isi mading itu apa.

Kedua, isi madingnya dengan sesuka hati kamu, dengan tulisan tangan, ataupun diketik tangan, ataupun apalah itu caranya sehingga mereka bisa baca tulisanmu, gambar milikmu, ilustrasi milikmu, tanda tanganmu dan yang paling penting semua tulisannya dapat dimengerti, karena yang baca kan ga semuanya pake braille, ataupun sandi morse.

Setelah kedua, baiknya mah si mading kepunyaan kamu itu diatur isinya, sama aja kayak koran, kan ga semuanya tulisan, ada juga gambarnya, iklannya, sama siapa pembuatnya, mading juga kayak gitu, baiknya mah ada tata letak yang baik pula sehingga menarik untuk dilihat lebih dulu, klo kata pepatah mah don’t jugde book by the caover, nah ko buat mading beda lagi, cover First and content being laters.

Kayak ngegambar aja, kan ga pake satu warna, kayak gitu juga mading teh, baiknya mah diisi seperti komposisi yang indah aja, pake bentuk kek, pake efek apaan kek, mau kayak abis dibakar kek, mau ditempeli daun kering kek, yang penting menarik.

Saran klo mau buat mading

Pertama, bagusnya mah pake tema, sehingga semua materinya nyambung.

Kedua, penjadwalan itu penting, sehingga mading itu berkelanjutan, ga satu kali aja, kan ga rame klo cuma sekali, gampang aja, tinggal pilih mau per hari ganti, atau per Minggu, itu terserah kamu maunya gimana, trus yang penting itu kesanggupannya gimana.

Ketiga, pake team, kan klo kerja sendiri mah ga rame sama capek aja sih itu intinya mah, jadi tiap orang dapet kerjaan sehingga mengurangi jumlah pengangguran di muka bumi ini. Halah!

Keempat, madingnya disimpan di tempat yang strategis, kan jadi enak dibacanya rame-rame, kan ga enak juga klo ada mading di wc kepala sekolah, tiap mau baca harus permisi dulu.

Kelima, komitmen, biasanya ini yang buat males bikin mading, ga ada komitmennya, ga ada setianya gitu, buat ngehindarinya bagusnya mah ada keterbukaan tiap anggota yang buat mading teh biar enak gitu, jadi tak ada dusta antara kita, right!

Keenam, patuhi aturan penulisan dan kode etik jurnalistik, biasanya iti kurang diperhatikan dalam pembuatan mading, karena aturan kode etik yang belibet sehingga ga diperhatikan, kan ga baik juga klo si madingb bikin cerita porno, ataupun bohong, menghina salah satu pihak, ataupun tak ada nama pembuatnya, jadi siapa dong yang bikinnya.

Ketujuh, semangat! itu yang paling bahaya yaitu klo semangat padam, oleh karena itu tetaplah semangat, dan jaga apinya tetap menyala.

Buletin

Buletin? Apaan sih itu? istrinya pak letin, atau makhluk mars yang turun ke pluto, dan mampir di bumi, apaan sih? Gampangnya mah sih bisa kita lihat di masjid-masjid setempat, biasanya selebaran A4 dengan fotokopian ataupun pakai mesin cetak berisi karya jurnalistik apapun itu bentuknya mau cerpen, puis, pembahasan suatu masalah, curhatan, ataupun berita terkini.

Buletin biasanya buletin itu lebih keren daripada mading karena mobilitasnya lebih cepat dari mading, mading mah kan diem aja, klo buletin bisa dijajal banyak orang.

Klo mau buat buletin gampang aja, tinggal bikin! Ya tentunya dengan materi tulisan yang telah tersedia, klo mau gampang pake Corel aja, tinggal atur aja kan simpel, mau pake gambar tinggal masukin.

Nah ini klo yang mau manual juga gampang, biasanya pake fotokopian gitu lah, untuk lebih menarik bagusnya mah si buletin teh pake embel-embelan, yaitu gambar lah, ilustrasi lah, ataupun rubrikasi yang beragam. Nah biasanya buat tempelan itu sedikit sulit, jadi maen tempel aja, tapi ingat semuanya harus nyeni. Pake apapun sehingga cutting and glue is more importent than useless.

Klo sulit juga bikin aja yang simpel dulu, liat conto yang ada trus diadaptasi gitu, terus aja diinovasi lagi.

Dan terakhir tinggal difotokopi deh, bagiin dan lihat apa yang terjadi.

  1. Evaluasi

Bagusnya mah tiap karya itu dievaluasi biar ada peningkatan gitu, masa mau bikin teh yang itu-itu aja, kan ga enak juga. Liat yang lain sebagai pembandingnya, banyuak seharing sama yang bikin karya yang samanya, minta pendapat orang atas karya kita.

Selamat berkarya!

*diketik dengan senang hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar