Senin, 23 Januari 2012

jika saya punya rencana baik

Ketika sebuah tulisan “ditunggu tulisannya” ada di komentar catatan facebook saya kemarin yang saya baca, saya jadi tak bisa berkomentar, seolah saya harus membuat sebuah solusi atas masalah yang saya sampaikan.

Jika saya punya rencana baik, mungkin pertama kali yang saya pikirkan ialah sekre, melihat pembangunan yang berjalan, sadar tak sadar sekre akan segera lenyap, dan jika rumah saja tak punya maka akan kemana isinya? Maka rencana saya adalah memperjelas masalah sekre ke rektorat, jikapun benar harus ‘mengungsi’ dari kampus, maka sebaiknya memilih kosan yang dipilih sendiri, karena jika memilih dipilihkan oleh birokrasi kampus, sepertinya ketidakpercayaan saya sudah akut, sehingga anggapan saya tak ada gunanya percaya pada yang tidak baik. Dan sebagai solusi selanjutnya ialah mengumpulkan upaya ‘kejelasan’ bersama UKM lain.

Selanjutnya yang saya anggap urgent ialah open recruitment, saya akan makin gencar dengan selebaran dan pamplet yang akan ditempel di setiap kampus jauh, ya semisal Karyabudi, Tadikapuri, STT MANDALLA, dan Al Jawami, yang menjadi kampus sementara bernama UIN, saya takut jika kebanyakan Maba sudah masuk PMII dan HMI, atau KAMMI, atau organisasi ekstra kampus yang haluannya politik Islam ga jelas, yang gawenya hanya demo, tanpa bisa berkarya secara ilmu yang ia pikul. Alasannya bukan karena sirik terhadap organisasi ekstra kampus bukan pula karena saya sudah sedikit tahu tabiat buruk yang secara turun temurun organisasi ekstra kampus lestarikan di lembaganya, namun lebih kepada menyayangkan saja jika kesempatan Maba untuk masuk Suaka harus terhalang oleh AD/ADRT Suaka yang sangat membatasi kiprah mahasiswa dengan dasar independensi yang Suaka junjung.

Untuk open recruitment selanjutnya dilakukan PJMTD, dalam pemikiran saya jika punya rencana baik, saya sepertinya akan fokus pada skill, keberanian dalam menulis, dan bangaimana senior membimbng juniornya dalam menulis.

Jika saran saya untuk PJMTD:

1. Membuat program kakak angkat, meskipun kan menjadi kontroversi, namun banyak hikmah yang saya pikir menjadi tolak ukur sebuah penghargaan. Dibalik tali silaturahmi yang semakin erat antar kakak angkat dan adik angkat, akan ada kompetisi, sehingga akan terciptanya iklim kompetisi yang sehat.

2. Mengajak alumni untuk berpartisipasi, melihat dari banyaknya alumni yang saya pikir sangat kompeten dalam hal menulis, saya sangat setuju jika para alumi nya saja yang memberikan materi, bab ini sama siapa, dan bab itu sama siapa, sehingga mereka semakin dekat dengan kami di Suaka. Ditambah lagi mereka yang sudah mempunyai link, akan lebih baik lagi dalam memberikan usulan yang jelas bagi kami di Suaka, ya gampangnya minimal dapat pulpen sama notebook kertas dari perusahaan yang mereka ikuti.

3. Melakukannya di kampus saja, melihat dana yang minim di Suaka sepertinya itu jadi alasan yang kuat, karena tempat sepertinya sudah siap, ya pake kelas aja, ataupun itu mau sifatnya roadshow di tempat lainnya, ya itu sesuai maunya pemateri misalnya di Cikapayang, di lapangan Tegal Lega, di rumah pemateri atau sudah direncanakan sebelumnya maunya dimana sama panitia dealnya dengan pemateri.

4. Waktu pelaksanaan diperpanjang, ya bukan di gebregkeun beberapa hari, soalnya kalau menurut pemahaman saya itu sangat tidak efektif, soalnya menurut saya penyerapan ilmu yang baik itu, membutuhkan waktu yang relatif panjang.

5. Menggunakan sponsor yang besar dalam bargaining, media partner yang jelas, maksud saya ya bikin media partner terlebih dahulu, setelah itu mulai bikin proposalnya yang jelas, soalnnya mereka butuh publikasinya, dan kita butuh uangnya.

6. Bikin undangan pembukaan acara yang banyak, sebaiknya undangan disebar ke semua elemen mulai dari HMJ, UKM, Senat, Dema ga jelas, Dosen, Satpam, PD, Dekannya, pokoknya semua orang yang ada di kampus sebagai yang ikut serta dalam birokrasi kampus, selain untuk memperkenalkan Suaka lebih jauh, kita dapat menjalin hubungan yang relatif sangat dekat dengan mereka. Tak lupa undangan buat organisasi ekstra kampus yang dianggap berguna maupun ga berguna. Dan yang terpenting ialah pemerintah, mulai dari Presiden, Menteri, hingga Bupati, Gubernur, Balai Bahasa, dan Media. Meskipun terkesan nanti akan jadinya kayak ondangan, selama mampu didanai mah kayaknya bagus juga buat kesan yang ditimbulkan oleh Suaka nantinya.

7. Materi, jika menurut saya materi itu sangat fleksibel, soalnya materi yang dipilih haruslah yang menarik, dan tak lupa setelah pemberian materi harusnya ada evaluasi dalam materi tersebut.

8. Yang terakhir adalah komitmen, ini yang paling membahayakan dari semua hal, jika komitmen sudah hilang maka tak ada lagi yang bisa untuk diperjuangkan.

Selanjutnya, saya akan menyarankan bagian Litbang, untuk mentradisikan straight news, dan membiasakan menulis feature, bagaimana membuat karya yang timeless, mungkin saya pun sangat tidak kompeten untuk hal itu, oleh karenanya saya akan mengundang para alumni suaka dan Dosen yang kompeten sebagai pemateri dari latihan penulisan dan setelah latihan penulisan, selain memperdekat ikatan antara alumni dan pengurus hingga anak magang, hal tersebut akan membuat sebuah kesan bahwa dalam kepenulisan jalinan silaturahmi itu tak akan hilang, meskipun tersampaikan oleh tulisan saja.

Selanjutnya saya kira akan UP GRADING, di internal dulu, ya membiasakan sangsi sosial bagi mereka yang merokok ga gableg makan calacahnya, ya bagi mereka yang merokok dan tak bisa membuang kuntung dan calacahnya sebaiknya sangsi sosial saja, sehingga nantinya ada program carekan untuk yang tidak tertib, termasuk bukan untuk bab merokok saja, namun untuk hal lainnya juga, semisal tidak sholat, tiduran wae, kebersihan, liputan, dan yang terpenting dari sangsi sosial yang diberikan selain memberikan kesan galak maka akan tercipta kesadaran bahwa Suaka itu dibangun oleh banyak orang.

Selanjutnya fasilitas, jika saya punya rencana baik, sepertinya saya akan sarankan Pimpinan Perusahaan membuat proposal donasi dan pengadaan barang pada perusahaan besar, semisal kamera, recorder, notebook dan komputer yang saya ajukan ke perusahaan besar, saya yakin dana CSR mereka sudah cukup untuk itu, jikapun mereka tak bisa memberi yang baru, mintalah yang bekas juga ga apa-apa klo CSRnya ga malu mah, sehingga ga ada alasan kurangnya fasilitas membuat kemandulan dalam berkarya.

Link, link yang banyak sebaiknya bisa dipertahankan, mulai dari iklan hingga hubungan baik harus mulai diperjelas, semisal susunan pelindung dan dewan pers, yang hingga kini di Suaka belum ada kejelasan, siapa jadi apanya dan siapa pegang apanya.

Uang, kadang-kadang masalah dana ini jadi masalah akut di Suaka selain karena sangat ketergantungan oleh uang, hal lain pula membatasi uang sehingga kesannya tak ada logika ketika tak ada logistik, dalam pemikiran saya, jika tak ada maka udunan lah, sehingga tak perlu terpatok oleh uang, namun lebih pada karyanya. Jadi mulai berkaryalah.

Selanjutnya untuk perbaikan internal, secara personal, saya sarankan ketika yang dipilih itu asas Islam maka kepatuhan atas asas itu sangat penting, maka saya sarankan untuk memperkuat nilai-nilai islami yang telah ada, sehingga agama itu bukan hanya omongan saja, bukan masalah NU, Persis Muhammadiyah namun bagaimana teori menjadi aplikasi.

selanjutnya rencana baik bisa dipikirkan oleh setiap orang, jika ia mau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar