Selasa, 10 April 2012

Buat Nyi Vinon

Tadi pagi saya khatam baca bukunya Nyi Vinon, secara keseluruhan saya anggap semuanya keren, bahasa yang bertutur, sangat subjektif, bahkan terlalu personal untuk ditulis sebagai rangkaian cerita hidupnya.

Dari halaman awal, bahasa yang diusung sangatlah bertutur, naratif, sehingga terkesan teratur, namun setelah membaca halaman demi halaman, banyak keteraturan berubah menjadi acak-acakan, kembali ke masa lalunya dan dalam sekejap kembali ke masa ‘tidak terlalu’ lalu baginya.

Jika menurut tulisannya, namanya Vinondini Andriati, namun ketika saya baca di bukunya ada yang janggal juga, kenapa saat gurunya di Aussie memanggilnya Miss Effendi? Nah mulai dari situ saya anggap ini buku hanya karangan saja, atau lebih lengkapnya cerita fiksi bagi saya sendiri, namun mungkin bagi mereka yang tahu siapa itu Nyi Vinon akan menganggapnya sebagai kenyataan karena dia awal ini dibuat sebagai Otobiografi, dengan alasan saya, saya tak bisa membedakan ini based On True Story atau bukan, meskipun ada literatur lain sebagai lampiran keterangan, tapi saya tetap tidak mengerti di bidangnya sebagai Arsitek.

Namun secara garis besar banyak pemikiran-pemikiran bu Vinon yang saya rasa keren, mulai dari argumennya yang terkesan blak-balakan, hingga menyembulkan hal yang kadang tabu dalam kemasan tulisan yang terkesan peminim, ketika saya perhatikan lagi, kebanyakan mengarah pada sisi kewanitaannya, tentang inilah tentang itulah, dan hampir mayoritas tokoh yang disebutkan atau berperan penting dalam bukunya itu perempuan.

Saya sempat kaget, ketika membaca, ketika Vinon tidur dan ibunya menyuruh makan, “Kamu boleh ga solat asal jangan ga makan,” soalnya berbeda sekali dengan keluarga saya, ibadah yang dijunjung tinggi, dan kemudian makan nomer keduanya jikalau sudah sholat, namun ketika saya perhatikan itu adalah ungkapan yang cerdas dalam mengungkapkan suatu kondisi, ketika bangun biasanya akan lebih sadar yang mana yang wajib dan yang mana yang sunah, dan mungkin saja pilihan setelah makan itu adalah sholat.

Banyak cerita yang saya ambil hikmahnya dari bukunya Nyi Vinon ini, gambaran akan mahasiswa Itenas, yang sempat dulu di pikiran saya jika terdengar kata Itenas, itu Ospekannya yang gahar dan Film karya mahasiswanya yang membuat Bandung lautan asmara, dan sekarang saya akan lebih ingat bahwa Itenas telah memberikan alumni yang membuat karya sebuah buku otobiografi, sebuah karya yang secara tak langsung memberikan saya pandangan lain untuk Itenas.

Terima kasih atas karyanya yang keren, semoga menjadi hal baik untuk renungan hari ini dan esok kelak.


*diketik untuk apresiasi saja buku yang bagus yang telah berpindah tangan ke tangan yang mungkin nanti saya akan genggam secara halal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar