Selasa, 10 April 2012

7 Desember, Dengan kemenangan mutlak Persib

Udara Bandung Timur terasa sejuk di tubuh ketika jaket hitamku mulai kubuka, sejuk sekali, mungkin karena sejak perjalanan dari Banjaran hingga Buah Batu tak aku buka sehingga panasnya mulai membuat keringat keluar dari kulitnya.

Ada yang menyengat di kaki sebelah kanan, sinarnya membuat kaki kananku terasa tak nyaman di perjalan tadi, mungkin karena sendal yang aku pakai membuatku keadaan sedemikian rupa, sedemikian panasnya hingga aku tak tahu bahwa waktu sudah dekat menuju jam dua siang.

Motorku berhenti di kosan temanku, sebuah tempat kosan yang unisex ya, maksud saya ada bagian untuk para wanitanya dan ada bagian untuk para pria nya, sedangkan temanku itu berkelamin pria, mungkin, ya mungkin saja karena aku tak tahu apakan Rivan atau Fadlan atau Anggun itu seorang lelaki tulen.

Sedari awal aku ingin sekali membawa data yang aku buat di garut beberapa hari sebelumnya, sebuah artikel sebagai kado pernikahan temanku, ya perikahan pertamanya, dan semoga menjadi pernikahannya yang terakhir, aamiin!

Di depan bengkel terlihat fadlan dengan seorang wanita, aku lupa wanita itu siapanya, mungkin selingkuhannya atau pun juga mungkin ia itu seorang teroris yang telah menteror hati temanku, dan aku ungkapkan bahwa aku inginkan dataku yang telah aku buat itu, ternyata datanya dibawa oleh laptop milik pacarnya, dan setelah beberapa kata terucap, akhirnya ia akan membawa laptop tersebut ke kosannya Anggun.

Dalam ruangan kosan itu, terkesan sangat muram, mungkin karena suasana yang acak-acakan dan buku yang berserakan, ditambah lagi tata cahaya yang sangat minim, sehingga aku sebaiknya kategorikan itu ruangan tak bercahaya.

Rivan terlihat aneh dengan bajunya yang mirip penyanyi dangdut, sedangkan Anggun sedang asik menonton film, jika tak salah ingat judulnya Knight Day, ataupun apalah nama judulnya? Tak jadi masalah untukku, dan sembari menunggu Fadlan aku menonton film itu juga, dan ternyata lumayan rame, untuk sekedar melepas kejenuhan.

Tak lama berselang, Fadlan datang dan membawa data tersebut, setelah aku dapatkan data yang aku inginkan akupun pamit pulang ke SUAKA, ya itu loh tempatku dulu suka diam, tidur dan melamun, ditambah lagi sepertinya hujan akan turun dan film sudah usai.

Sekre SUAKA aku jelang, ada Hamdan sedang asik di depan layar komputer, dan tak lama berselang Nasrulpun datang, dan mulai curhat, sepertinya tak etis aku sebutkan curhatannya terhadap temannya, dan aku enggan untuk mendengarnya sehingga akupun segera mau cari eskrim, ditambah lagi entah mengapa aku mulai suka es krim sekarang-sekarang sehingga kadangkala, jika sempat beberapa es krim apa itu lupa lagi mereknya aku cicipi.

Menuju sekre SUAKA sepertinya ada yang aneh sekarang itu, oh ya hari ini katanya laporan LPJ PJMTD, ituloh kegiatan rekruitmen anak baru SUAKA, kegiatan yang pendek menurut saya, dan mungkin itulah yang mereka inginkan, tapi semuanya telah terjadi dan selanjutnya tinggal ikhtiar yang terbaik.

Saya menunggu Resita, ituloh, mahasiswa jurnalistik semester lima jika tak salah itupun ungkap Ojan ketika saya bikin tulisan ini, ia minjam jas hujan yang saya miliki, katanya ia ikut Taekwondo atau Karate ya? Pokoknya yang aku ingat itu beladiri pokoknya, keren sekali ungkapanku untuk hal itu, namun lebih keren lagi jika ia konsisten dengan SUAKA dan beladirinya karena semua hal pasti berkesinambungan.

Tak lama Nirra datang, entah mengapa ia ujug-ujug curhat, curhat klo ia .... ah takut marah juga klo ditulisnya, klo mau tau mah ya konfirmasi aja sama Nirra nya, tapi saran saya mah semua hal ada konsekwensinya, ada positif dan ada baik buruknya, kayak lagu Efek Rumah Tangga, Jatuh Cinta Itu Biasa Saja. Heideggerian bukan?

Adapun jika pakai nihilisme, semuanya juga akan mati, dan hidup itu hanya bernafas, dan sebagai penyempurna bernafas dengan ibadahnya.

Kata Nirra ia kan nonton teater di STSI, dan mungkin juga aku pun demikian, soalnya aku ada janji nganterin barang ke UPI, dan mungkin akan nyimpang ke STSI.

Akupun pulang, setelkah membawa barangku yang ada di Resita, dan sore hari ketika PERSIB menang aku menuju STSI untuk menonton teater, kesanku lumayan, mungkin karena aku telat, dan ketika pulang aku lihat banyak anak SUAKA, ada Nirra, Miko, Alin, Pitiw dan Sri, dan Iqbal, namun sayang Nirra tak seriang di sekre SUAKA tadi siang, sepertinya ia sedang bersedih, dan semoga sedihnya tak lama, karena hurup sedih lebih sedikit dari hurup yang dikandung senang, dan aku sarankan pilihlah hurup yang terbanyak.

Karena hidup itu hanya mengisi waktu luang, dan waktu luangnya terserah yang meluangkan waktunya.

*diketik dengan senang hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar