Selasa, 10 April 2012

Hammuck

Beberap menit lalu, satu mangkuk mie ayam telah habis, rasanya enak seperti sebelumnya aku pernah makan, tukang mie ayam itu hingga sekarang aku tak tahu namanya, tapi anehnya ia sangat tahu namaku.

Aku tadi memasang hammuck yang sering aku jual, di depan rumah jahit yang aku sering pakai untuk berkegiatan, ya, maksud saya berkegiatan jahit-menjahit, menjahit kain yang nantinya menjadi kain yang lebih berharga.

Sembari makan di atas hammuck yang aku pasang tadi seolah duduk di atas ayunan saja, semakin bergerak, semakin terasa bahwa aku tidak diam, sebenarnya aku tahu namanya hammuck itu dari saudaraku yang PA atau lebih dikenal dengan Pecinta Alam.

Hammuck dalam bahasa Indosesia berarti belaian atau buaian, ya itu maksudnya secara harfiah saja, sedang dalam arti kata lainnya sering diartikan alat untuk bergelayunan, rasanya rancu katanya. Singkatnya, semua orang tahu ayunan, namun ini ayunan bisa digunakan tidur dan beristirahat.

Ketika main ke Jatayu, hammuck yang sering saya buat itu kategorinya hammuck daun, sedang yang lainnya biasanya dibuat dari tali atau yang nantinya seperti jala, dan saya kira, lebih nyaman memakai yang daun saja.

Biasanya saya pakai untuk mengisi waktu luang saja, namun biasanya yang pesan dipakai untuk alat mereka beristirahat ketika menuju pegunungan, dan saya pun telah mencobanya, dan ternyata lebih nyaman daripada harus tidur di alas tanah.

*diketik sembari senggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar