Selasa, 10 April 2012

Sulitnya itu indah, part 1

Jikalau kau tahu di telinga saya itu Anggun yang cantik sedang berbisik indah “Breathe in the water,” ujarnya pelan, ya maksud saya buka Anggun Pramudia teman saya di pesantren itu, itu loh saya ka pernah mesantren di Garut, dan sekarang pun saya ada di tempat itu, penuh kenangan yang indah, dan mulai membuka pemikiran saya yang kampungan ini.

Sehari sebelumnya jikalau kau tahu aku berda di Banjaran, dan setelah bersiap-siap untuk berangkat ke Garut tentunya aku SMS Anggun, nah ini Anggun yang temanku di pesantrenku dulu, dan tentunya teman hingga saat ini, ternyata ia pindah tempat kosan yang baru, dan ternyata pula ia telah pindah selama kurang lebih empat bulan, dan setelah bertemu, awalnya ia tak ingin berangkat pagi hari, ya maksud saya karena saya temukan ia di Indomaretnya itu kurang lebih jam sembilan an, WIB tentunya.

Dan setelah lama menunggu, ketika aku ingin mencoba melumat Ice Cream, akupun membelinya di Indomaret tentnya, dan tak lupa minuman berenergi, atau mungkin lebih tepatnya Kratindaeng, bener ga sh nulisnya kayak gitu?

Dari balik kaca yang bening itu, terlihat sesosok tubuh yang namanya Anggun, dan saya pun ke kosannya dan saya temukan teman lainnya yaitu Rivan Muttaqin, jika tak salah mungkin menulis namanya demikian, begitu pun ada Fadlan dan calon istrinya , ya maksud saya jika ia mau untuk menikahinya dan sang calon mau menerimanya, ya jika maksud saya, atau jika pun mereka kehendaki mereka bisa memiliki anak yang shaleh tentunya, aamiin! Itu juga terserah mereka mau anak yang sah maupun yang kurang sah.

Ternyata Fadlan akan berangkat keesokan harinya dan selanjutnya Danyo atau Rivan itu akan pergi naik bus saja dan meninggalkan Ahmad sendirian bersama Danil, kaupun tak akan tahu ia siapa, tapi tak penting juga saya jabarkan danil itu siapanya teman saya seBanjaran, nanti jikalau sempat saya jabarkan eh ukan saya jabarkan deng, saya tuliskan seperti saya tahu saja.

Sedari awal saya sangay ingin ntuk Jum’atan, atau mendengar ceramah di pesantren yang kerap saya sekolahi dulu, untuk nanti saya dapatkan sertifikatnya, namun untuk saat ini saya ingi Jum’atan saja.

Dan ternyata setelah beberapa lama menunggu Anggun datang pula dengan punggungnya yang sakit, dan kamipun pergi meninggalkan kosan yang ada saat itu dan mennggalkan Cibiru, Rancaekek kami jelang setelah sebelumnya memasuki kosan Husni Muttaqin, ituloh temannya Rivan, meskipun sama dalam penamaan Muttaqin nya tapi mereka berbeda keluarga, berbeda juga macam-macamnya, kok rancu ya? Ya maksud saya mereka tidak bersaudara, namun saya paksakan saja mereka muttaqin brother, jadi seperti bersaudara kan, soalnnya mereka sering menginap di kamar kosan yang sama, jangan-jangan….

Aw! Tidak saudara mereka itu teman dekat, dan Husni sudah punya pacar, tapi Rivan entahlah, mungkin jodohnya terkesan menyedihkan dari status FB nya yang pathetic, turut bersedih buat Rivan pokonya, cemungudh eaaa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar