Senin, 23 Januari 2012

Sore dalam keterangan bohlam

Sudah beberapa menit halaman dalam ms word ini terus kupandangi, entah mungkin karena rasa dari buah jambu yang baru dipetik membuat nyaman untuk terus melihatnya, atau mungkin comporting sound dari mew telah melelapkan sejenak perasaan untuk segera menulis, menulis sebuah kisah di malam yang syahdu.

Sehari sebelumnya, sms undangan perihal buka bareng aku baca dari layar hpku, sebuah pesan bahwa ada buka bareng angkatan dari 2001 hingga 2011, itu pun jikalau tak salah jumlah angkatannya tapi jikalau itu salah mohon maaf juga karena kemalasanku untuk menulisnya padahal aku bisa baca dan menulis kembali pesan dari Giles, kau tahu Giles itu loh seorang mantan siswa dari SMUN 22, yang secara sadar menjadi kakak angkatanku, nah berarti angkatanku itu di bawah Giles dan kau tahu siapa aku ini, ah tak penting untuk tahu aku ini apa, eh apa siapa maksudnya.

2006 sebetulnya aku ini telah resmi dikeluarkan dari SMUN 22, sebuah sekolah yang secara sadar aku masuki dengan teater bohlam sebagai ekskul yang secara sadar juga menjadi ekskul yang aku pilih sebagai suatu hal yang aku kategorikan sangat penomenal, eh nulisnya jikalau harus fenomenal terserah karena hal itu buka suatu masalah untukku, tapi bahasanya saja yang sedikit tak karuan.

Sore, ya tepatnya sore hari dan kau tahu itu tanggal berapa, tak perlulah aku sebutkan tanggalnya karena toh itu bulan Ramadhan dan itu adalah hari Kamis jikalau itu penanggalan masehi dan Jumat jikalau itu penanggalan hijriah.

Langit Bandung telah dingin dari panasnya siang itu, aku pegang kemudi di motorku ketika ban luarnya menempuh jarak kurang lebih 35 lima kilometer di luar gang rumahku, dan buah batu pun aku jelang, kau tahu lunatik, itu loh sebuah warung depan jalan raja mantri kulon ya tentunya sebuah tempat singgah yang lumayan sering disinggahi.

Otong terlihat nyata di hadapanku pada saat itu, ya maksudnya sore itu dan di depan lunatik pula, ternyata kami buka bersama pada waktu yang sma yaitu setelah adzan maghrib, namun pada bukan tempat yang sama, kayaknya rancu yah kalimatnya, namun karena kamu yang baca maka, baca sajalah.

Ternyata otong itu, mau bareng cepi dan juga luki juga ada bagus nya juga, kami berempat beberapa saat kumpul dulu tentunya untuk mengisi waktu dengan minum dan makan tentunya, kan itu teh saatnya kita buka puasa, dan tentunya untuk membuka mulut dan mengisinya dengan hal yang bermanfaat pula. Hah!

Singkat cerita, ngopi doeloe, klo gag salah namanya itu atau apalah itu namanya tempatnya, kami jambangi pula, ternyata tempat itu nyata adanya apa. Dan secara sadar aku masuki dengan berpakaian lengkap. Hahahai. Mulai gak penting.

Tapi yang ini penting. Di ruangan telah banyak orang, dan begitu pun orang-orang tersebut aku kenali, ada teh amal, bagja, panji, giles, teh putri, teh fani, edo, egge, danef, dita, tira, indah, sani, nana, upi, tapi ini bukan universitas ya, zam-zam tapi ini juga bukan sejenis air, apalagi air kemasan, dan juga odong, namanya aslinya klo tak salah sevty maulida sari atau apalah itu yang bagus disebutnya dengan nama itu, namun teman-teman lebih sayang dengan memanggilnya odong.

Dan ditambah lah kami yang baru dalam perjalanan, dan bertambah lagi muhamad Iqbal, galuh, dimas dan eky dia akhir injury Time.

Sebetulnya banyak sekali wacana dalam pertemuan tersebut, dimulai dari saling spa dan saling bertanya, tentang kesibukannya masing-masing, ada yang sibuk pura-pura jadi mahasiswa kayak saya, ada yang jadi mahasiswa beneran, dan semoga menjadi menteri atau pun minimalnya jadi presiden, jikalau tak bisa buatlah negaramu sendiri, ada yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai trainer dan sibuk dengan pekerjaannya di bank, dan begitu juga sibuk dengan pekerjaannya di hotel yang akan segera menjadi ibu untuk anaknya kelak dan perusahaan farmasi lulusan FISIP.

Dalam berbincang kami belajar tentang yang namanya keterbukaan, dan saling memberikan pesan yang positif, dan begitu pun dengan pengalaman yang dibagi, sebuah pengalaman yang jujur sebagai teman. Terkesan ada jarak sebenarnya dalam riungan tersebut, mungkin karena angkatan yang baru masih canggung untuk berbicara, namun ternyata itu adalah sebuah cara mereka untuk adaptasi dalam komunikasi, itu pun pernah aku alami, ada banyak ide yang muncul, mulai dari membuat sebuah karya, mengadakan sebuah acara, atau bahkan sebuah korporasi yang akan menguasai dunia, namun karena itu tak mungkin maka sepertinya harus ada liburan bersama, namun ternyata karena itu belum pasti ngapainnya, maka aku sendiri menunggu untuk kabar selanjutnya.

Terkesan serius sekali perbincangan kami malam itu bahkan sampai-sampai jendela rusak, dan itu kami biasa aja, karena memang begitulah kami, ga ketang sebetulnya mah serius tapi disertai dengan bercanda, dan untuk yang tidak ikut mungkin akan menyesal di kemudian hari.

Sebetulnya, makanannya enak sekali, sofa yang enak juga untuk diduduki, dan begitu pun teman-teman yang indah untuk dikenang, namun jikalau harus menginap di tempat itu maka aku tak sanggup, dan aku pun segera harus pulang.

Tangan kami telah menggenggam tangan lainnya, dalam genggaman erat, doa mulai terpanjatkan di malam Jumat di bulan Ramadhan itu.

Ya allah yang maha keren, atas kekerenan mu kami telah ada, dan Allah yang menguasai masa, kami panjatkan terima kasih, telah memberikan kami masa lalu yang indah, dan masa depan yang cerah yang akan segera kami jelang.

*diketik dengan senang hati

*disertai gubahan seperlunya, maaf jikalau ada kata-kata yang tak berkenan di mata dan turun ke hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar