Sabtu, 05 Juni 2010

Tertanggal 21 Mei

Malam ini hujan, tak kah engkau tahu bahwa malam ini hujan dengan suara bising kendaraan yang melintas sebuah minimarket di bilangan Bandung Timur dekat sebuah POM bensin, tak perlu aku tanyakan lagi bahwa POM bensin itu bermerek Al Masoem dan minimarket itu Alfamart, sebuah minimarket yang buka dua puluh empat jam atau dengan kata lain seumur hidup kecuali ada perintah untuk libur tentunya. Tapi apakah ia akan buka di hari kiamat? Hanya Allah yang tahu.

Bandung Timur sekarang hujan rintik-rintik, sebenarnya hujannya dikatakan sangat kecil namun mereka datang bergerombol, tetap saja aku menjadi basah, bukan tubuhku tentunya tapi ratusan benang yang menempel di tubuhku tentunya. Tak perlu dibahas lah proses pembuatan benang itu menjadi kain.
Aduh! Sekarang tujuanku adalah bumi perkemahan Kiara Payung, padahal aku tak tahu tujuan sebenarnya, semua kudapat dari undangan temanku Rais, ia seorang anggota LPIK, sebuah Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman, jikalau kamu tahu ia itu seorang laki-laki. Dan tak perlulah aku perjelas bahwa ia anaknya seorang PNS di Subang.

Di depanku ada sebuah tong sampah berwarna kuning, dari samping tertulis ‘hawaii’ namun aku malas untuk melihat dari depannya tertulis apa. Terus didekatnya ada sebuah keset berwarna merah, namun sekarang warna itu telah berubah sebagian karena banyaknya telapak kaki atau alasnya menginjak keset tersebut. Alangkah malangnya keset diciptakan oleh penciptanya dengan seijin Allah tentunya, namun ia selalu diinjak-injak.

Oh ya baterai dari nettbook ini mungkin tak akan bertahan untuk beberapa minggu karena ia hanya tahan untuk waktu dalam jam bukan seperti Alfamart berjam-jam ia akan buka.

Tahukah kamu bahwa jalan di seberang aku memarkir motorku bernama jalan raya Cinunuk, untukmu yang tahu semoga tetap melestarikan jalan yang ada diseberangku, melestarikan kebersihannya dan keindahannya. Namanya memang unik sekali, sangat unik untuk diingat karena ‘Ci’ itu dalam bahasa sundanya berarti air sedang ‘Nunuk’ aku tak mengerti, oleh karena itu aku akan mencoba untuk memecahkan misteri dari nama Cinunuk itu. Sungguh misterius.

Tak terasa hujan mulai reda aku ini sedang duduk dan menekan keyboard yang ada gambarnya mirip huruf, tak penting kiranya aku perjelas bahwa yang buat adalah alfabet. Hujan ini mungkin sebuah rahmat, namun bagaimana jika hujan di daerah Dayeuh Kolot. Masihkan ia menjadi rahmat dikala dinginnya malam. Sungguh kasihan jika mengingat aku juga harus berlama-lama duduk di jok motorku bersama bapakku ketika terjadi macet dikala banjir menggenang Dayeuh Kolot.

Oh ya tadi ada seorang bapak melewat di depanku, lalu ia membuang puntung rokok yang masih panjang kelihatannya. Mungkin melihat di pintu masuk minimarket ada tulisan dilarang merokok. Aku juga tak setuju dengan adanya asap rokok, semoga yang merokok berhenti benci terhadap rokok dan membuat kebatilan dengan membakarnya hingga yang tersisa hanya puntungnya.

Aku harap semua tempat menjadi Alfamart, karena semua tempat menjadi ada tulisan dilarang merokok, aku juga berharap tulisan dilarang merokok dihilangkan dari semua SPBU, sehingga kata merokok habis dari KBBI.

Oh tahukah engkau barusan aku tulis hujan mulai reda, ternyata Allah SWT berfirman lain atas nasib umatnya. Hujan mulai membesar lagi. Dan aku tak tahu kapan sang hujan akan mulai berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar